Keadaan Sosial Budaya
yang Menyebabkan Jepang Menjadi Negara Maju
Bangsa
Jepang sangat terkenal Sebagai bangsa yang pekerja keras dan disiplin. Tidak heran
jika kualitas hasil pekerjaannya diakui sangat tinggi. Karena itulah, mereka
menjadi negara yang terkemuka di bidang industri dan perdagangan, walaupun
sumber datya alamnya terbatas.
Bangsa
jepang memiliki Semangat atau etos kerjanya sangatlah tinggi. Itu semua pasti
tidak lepas dari prinsip-prinsip yang dipegang teguh oleh mereka.prinsip
prinsip itu antara lain :
1. Prinsip
Bushido
‘bushido’ adalah suatu
jalan hidup yang diambil atau menjadi prinsip-prinsip dalam hidup seorang
samurai pada masa japan kuno. Semangat ini bertujuan untuk melakukan sesuatu
yang terbaik. Bushido sendiri memiliki 7 prinsip dasar (kode etik) yaitu:
1. ‘gi’ atau
pengambilan keputusan berdasarkan kebenaran
2. ‘yu’ atau keberanian
dan ksatria
3. ‘jin’ atau murah
hati dan mencintai sesama
4. ‘re’ atau santun dan
bertindak benar
5. ‘makoto’ atau
bersikap tulus tanpa pamrih
6. ‘meiyo’ atau menjaga
kehormatan
7. ‘chugo’ atau loyal
Selengkapnya akan di
jelaskan di:
http://www.kompasiana.com/bearnadi/7-prinsip-bushido_552ffdb46ea834f17f8b459b
2. Prinsip
Samurai
Kita mengenal kesatria samurai
sebagai sosok legenda yang begitu mengagumkan. Meski begitu, yang paling
mengagumkan bagi kebanyakan orang mungkin adalah filosofi ‘bushido’ yang mereka
jalani. Dengan filosofi ‘jalan kesatria’ ini, mereka mampu menjadi kesatria
terhormat dan memiliki tingkat sosial tertinggi di masa feodal Jepang.
Meski samurai adalah sosok kesatria
kuno, bukan berarti masyarakat modern tidak bisa belajar darinya. 7 keutamaan
pada filosofi bushido sebenarnya bisa dimanfaatkan masyarakat untuk ‘berjuang’
dan menjadi pribadi yang lebih baik di era modern ini.
1. Gi
– Kebajikan
Gi
memiliki arti kebajikan atau kebaikan. Hal ini adalah sesuatu hal yang sering
menjadi bunga-bunga nasihat. Namun sayang pada praktiknya, tidak banyak manusia
yang benar-benar mau melakukan kebaikan. Lewat filosofi ini, kita diajak untuk
menjadi pribadi yang jujur dalam setiap tindakan.
Kita
perlu memahami bahwa keadilan itu tidak datang dari orang lain, tapi dari diri
sendiri. Jangan berharap seseorang bisa bersikap adil jika kita sendiri tidak
bisa mempraktikannya. Bagi seorang samurai, tidak ada tingkatan keadilan atau
kejujuran. Hanya ada hitam dan putih, kejujuran dan kebohongan. Tidak ada yang
namanya ‘white lie’.
2. Yu
– Keberanian
Keberanian
bukan hanya soal angkat senjata dan maju perang. Tapi kita juga bisa bersikap
berani dan bangkit di hadapan orang banyak. Hidup dengan bersembunyi, berada
paling belakang, dan hanya mengekor pada orang lain bukanlah kehidupan yang sesungguhnya.
Mari mencoba untuk bersuara, berpendapat, atau melakukan hal-hal yang belum
pernah dilakukan selama ini.
Lepaskan
diri dari rasa takut gagal. Tentu saja ini bukan hal yang mudah dan juga
berisiko, tapi dengan cara ini kita bisa hidup dengan sepenuhnya. Namun
keberanian ini juga tidak berarti buta atau nekat, keberanian juga diikuti
dengan kecerdasan dan kekuatan untuk mengambil jalan yang tepat.
3. Jin
– Kemurahan Hati
Kosep
kunci Jin di sini adalah kasih sayang dan belas kasihan. Latihan intensif
membuat para samurai menjadi sosok yang lincah dan kuat. Dengan keahlian pedang
dan bela diri yang dimiliki, mereka bisa berbuat apa saja. Tapi bukan berarti
mereka bisa semaunya. Kekuatan atau kelebihan yang dimiliki sudah sewajarnya
digunakan untuk kebaikan orang lain juga.
Hidup
dengan kekuatan atau kelebihan berarti memanfaatkan kelebihan tersebut untuk
orang lain juga. Jika kesempatan untuk berbuat baik tidak datang, maka seorang
kesatria akan mencari kesempatan itu sendiri. Hal inilah yang seharusnya kita
ikuti. Live is not about ourselves – hidup bukan soal diri kita sendiri.
4. Rei
– Rasa Hormat
Ada
terlalu banyak contoh seseorang yang menjadi sombong, congkak, atau kejam untuk
membuktikan kemampuan atau kehebatan mereka. Padahal hal ini hanya berarti
bahwa mereka telah kehilangan rasa hormat. Samurai tidak perlu menjadi sosok
kejam untuk membuktikan kekuatannya, dan kita tidak perlu menjadi pribadi yang
congkak untuk menunjukkan kemampuan kita.
Samurai
adalah sosok yang sopan bahkan kepada musuhnya, dan kita bisa melakukan hal
yang sama. Kekuatan sesungguhnya dari manusia akan terlihat dengan sendirinya
ketika sebuah masalah muncul. Tidak perlu kita menjadi kejam hanya untuk
menunjukkan apa yang kita bisa.
5. Makoto
– Kejujuran dan Ketulusan
Kejujuran
tidak hanya berarti tidak berbohong, tapi juga melakukan apa yang telah
diucapkan sebelumnya. Ketika seorang samurai mengatakan bahwa ia akan melakukan
sesuatu, maka ia akan melakukannya apapun risikonya. Tidak ada satupun di dunia
ini yang bisa menghentikannya melakukan apa yang ia katakan.
Tanpa
perlu mengucap janji karena setiap kata yang ia ucapkan memiliki nilai
kejujuran. Berbicara dan berbuat adalah hal yang sama. Apa yang dikatakan
adalah apa yang dilakukan. Hal ini bisa kita jadikan pegangan untuk menjadi
pribadi yang bisa dipercaya. Karena apa yang kita bicarakan bukanlah ‘omdo’
alias omong doang.
6. Meiyo
– Kehormatan
Kehormatan
adalah suatu hal penting bagi seorang samurai dan mereka akan menjaga hal
tersebut. Seorang kesatria hanya punya satu hakim kehormatan, yaitu dirinya
sendiri. Keputusan yang ia ambil mencerminkan dirinya sendiri, dan hal itulah
yang menunjukkan seberapa terhormatkah ia.
Hal
inilah yang harusnya kita tiru. Kehormatan, atau penghargaan bukan dituntut
atau diminta, tapi diberikan kepada kita. Jika ingin dihormati atau dihargai,
tunjukkan dengan perilaku kita bahwa kita memang memiliki kualitas yang layak
dihormati.
7. Chugi
– Kesetiaan
Seorang
samurai bertanggungjawab atas perbuatan yang dilakukannya beserta
konsekuesinya. Ia setia dengan pimpinan dan menjadi contoh bagi para
bawahannya, suatu hal yang menjadi tanggung jawabnya. Kita bisa melakukan hal
yang sama dengan setia dan bertanggungjawab terhadap kewajiban kita.
Jangan
karena ada kepentingan lain apalagi kepentingan pribadi, kita melupakan
kewajiban yang seharusnya dijalankan. Perlu diingat bahwa apa yang ditinggalkan
manusia di dunia adalah kata-kata dan perbuatan mereka.
Itulah
7 kode filosofi bushido yang sebenarnya masih bisa kita jalankan di era modern.
Meski filosofi ini adalah tuntunan kehidupan jalan kesatria prajurit kuno,
bukan berarti tidak bisa digunakan di era modern. Dengan nilai-nilai kebaikan
yang ada di pedoman bushido, sebenarnya kita juga bisa memanfaatkannya untuk
menjadi pribadi yang lebih baik.
3. Prinsip
Keishan
KEISHAN, artinya kreatif, inovatif
dan produktif. Prinsip ini menutut orang Jepang untuk tidak pernah takut
berkarya, tidak takut berbeda. Oleh sebab itu banyak sekali budaya Jepang yang
unik dan kreatif, hingga ditiru dibarbagai budaya di dunia.
4. Prinsip
Kei Zen
Kei Zen diambil dari kata Kai yang
artinya terus menerus, berkesinambungan
dan Zen yang artinya perubahan menjadi lebih baik. KAIZEN sekarang diartikan sebagai PDCA, yaitu
Planning, Doing, Checking And Action.
Prinsip PDCA diadaptasi di industri Jepang. Proses inilah yang membuat Jepang terkenal
dengan produk yang berkualitas. Prinsipnya adalah selalu koreksi dan perbaiki
agar berkembang menjadi lebih baik. Saat ada kendala selalu fokus pada
solusinya.
Sumber: